Senin, 10 Desember 2012

10 Tips Membentuk Pribadi yang Menarik




Pribadi yang menarik adalah investasi tak ternilai dalam hidup. Dengan membentuk kepribadian kita menjadi hal yang sangat disukai orang lain adalah harta sosial dan kekal. Dalam Islam ada yang namanya akhlak. Silakan blogger simak 10 Tips Membentuk Pribadi yang satu ini :)
Kata kunci yang harus diperhatikan dalam berhubungan dengan orang lain adalah harga diri. Begitu pentingnya harga diri, sehingga tidak sedikit orang yang mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan harga dirinya. Untuk menjadi pribadi yang disukai, harus terus belajar memuaskan harga diri orang lain. Karena dengan harga diri yang terpuaskan, orang bisa menjadi lebih baik, lebih menyenangkan, dan lebih bersahabat.

1. ROYALAH DALAM MEMBERI PUJIAN
Pujian itu seperti air segar yang bisa menawarkan rasa haus manusia akan penghargaan. Dan kalau Anda selalu siap membagikan air segar itu kepada orang lain, Anda berada pada posisi yang strategis untuk disukai oleh orang lain. Caranya? Bukalah mata lebar-lebar untuk selalu melihat sisi baik pada sikap dan perbuatan orang lain. Lalu pujilah dengan tulus.

2. BUATLAH ORANG LAIN MERASA DIRINYA SEBAGAI ORANG PENTING
Tunjukkanlah dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu penting. Misalnya, jangan biarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakanlah maaf bila salah, tepatilah janji, dsb.

3. JADILAH PENDENGAR YANG BAIK
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas, maka pendengar yang baik lebih mulia dari keduanya. Pendengar yang baik adalah pribadi yang dibutuhkan dan disukai oleh semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk bicara, ajukan pertanyaan dan buat dia bergairah untuk terus bicara. Dengarkanlah dengan antusias, dan jangan menilai atau menasehatinya bila tidak diminta.

4. USAHAKANLAH UNTUK SELALU MENYEBUTKAN NAMA ORANG DENGAN BENAR
Nama adalah milik berharga yang bersifat sangat pribadi. Umumnya orang tidak suka bila namanya disebut secara salah atau sembarangan. Kalau ragu, tanyakanlah bagaimana melafalkan dan menulis namanya dengan benar. Misalnya, orang yang dipanggil Wilyem itu ditulisnya William, atau Wilhem? Sementara bicara, sebutlah namanya sesering mungkin. Menyebut Andre lebih baik dibandingkan Anda. Pak Peter lebih enak kedengarannya daripada sekedar Bapak.

5. BERSIKAPLAH RAMAH
Semua orang senang bila diperlakukan dengan ramah. Keramahan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai. Keramahan membuat orang merasa betah berada di dekat Anda.

6. BERMURAH HATILAH
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi dan tidak akan kekurangan karena berbagi. Seorang yang sangat bijak pernah menulis, Orang yang murah hati berbuat baik kepada dirinya sendiri. Dengan demikian kemurahan hati disatu sisi baik buat Anda, dan disisi lain berguna bagi orang lain.

7. HINDARI KEBIASAAN MENGKRITIK, MENCELA ATAU MENGANGGAP REMEH
Umumnya orang tidak suka bila kelemahannya diketahui oleh orang lain, apalagi dipermalukan. Semua itu menyerang langsung ke pusat harga diri dan bisa membuat orang mempertahankan diri dengan sikap yang tidak bersahabat.

8. BERSIKAPLAH ASERTIF
Orang yang disukai bukanlah orang yang selalu berkata Ya, tetapi orang yang bisa berkata Tidak bila diperlukan. Sewaktu-waktu bisa saja prinsip atau pendapat Anda berseberangan dengan orang lain. Anda tidak harus menyesuaikan diri atau memaksakan mereka menyesuaikan diri dengan Anda. Jangan takut untuk berbeda dengan orang lain. Yang penting perbedaan itu tidak menimbulkan konflik, tapi menimbulkan sikap saling pengertian. Sikap asertif selalu lebih dihargai dibanndingkan sikap Yesman.

9. PERBUATLAH APA YANG ANDA INGIN ORANG LAIN PERBUAT KEPADA ANDA
Perlakuan apapun yang anda inginkan dari orang lain yang dapat menyukakan hati, itulah yang harus anda lakukuan terlebih dahulu. Anda harus mengambil inisiatif untuk memulainya. Misalnya, bila ingin diperhatikan, mulailah memberi perhatian. Bila ingin dihargai, mulailah menghargai orang lain.

10.CINTAILAH DIRI SENDIRI
Mencintai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya, menyukai dan melakukan apapun yang terbaik untuk diri sendiri. Ini berbeda dengan egois yang berarti mementingkan diri sendiri atau egosentris yang berarti berpusat kepada diri sendiri. Semakin Anda menyukai diri sendiri, semakin mudah Anda menyukai orang lain, maka semakin besar peluang Anda untuk disukai orang lain. Dengan menerima dan menyukai diri sendiri, Anda akan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, menerima mereka dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, bekerjasama dengan mereka dan menyukai mereka. Pada saat yang sama tanpa disadari Anda memancarkan pesona pribadi yang bisa membuat orang lain menyukai Anda.

Minggu, 09 Desember 2012

Tips Mengendalikan Emosi



Anda tidak mungkin menghilangkan atau menghindari sesuatu yang menjadi penyebab kemarahan. Andapun akan sangat sulit (bahkan tidak mungkin) untuk bisa mengubah orang lain agar tidak membuat anda marah. Satu hal yang bisa anda lakukan adalah mnegndalikan emosi anda sendiri. Dalam rangka menyalurkan dan mengendalikan kemarahan, maka ada tiga pendekatan yang bisa dipilih: 

1. Mengekspresikan Kemarahan secara Asertif
Mengekspresikan kemarahan anda dengan cara assertif - tidak agresif - merupakan cara yang paling sehat dalam mengungkapkan kemarahan. Untuk bisa melakukan hal ini maka anda harus belajar menentukan kebutuhan-kebutuhan anda dan bagaimana cara mencapainya tanpa harus menyakiti orang lain. Dengan bertindak asertif berarti anda menghormati diri anda sendiri dan orang lain. (baca artikel: Asertivitas)

2. Menahan Amarah dan Mengalihkannya
Hal ini terjadi ketika anda menahan rasa marah, berhenti memikirkannya dan mencoba memfokuskan diri pada sesuatu hal yang positif. Tujuannya adalah agar dapat mengurangi rasa marah yang sedang meluap dan mengubahnya menjadi tindakan yang konstruktif. Contoh: ketika sedang marah maka anda justru bekerja lebih lama dan produktif. Sayangnya cara ini bisa merugikan diri sendiri. Artinya jika kemarahan yang ditekan tersebut sudah sangat banyak dan tidak pernah dikeluarkan maka dapat mengakibatkan hipertensi, depresi atau pun tekanan darah tinggi.

3. Menenangkan Diri
Cara lain yang bisa ditempuh dalam mengendalikan kemarahan adalah dengan cara menenangkan diri, menarik nafas dalam-dalam dan mencoba meredakan emosi.. Dalam hal ini ketika amarah datang maka anda segera mengambil jarak dari sumber penyebab kemarahan dan mencoba untuk mengendalikan emosi yang sedang bergejolak di dalam diri anda sendiri. Dengan demikian diharapkan bahwa amarah yang ada di dalam diri anda berangsur-angsur mereda.

Mengendalikan Amarah
Beberapa hal berikut ini mungkin layak anda pertimbangkan untuk mengendalikan amarah:
1. Relaksasi
Melakukan relaksasi terbukti dapat membuat seseroang menjadi tenang dalam menghadapi berbagai situasi yang kurang menyenangkan atau penuh tekanan. Relaksasi dapat dilakukan dengan berbagai variasi, misalnya menarik nafas dalam-dalam, melakukan latihan-latihan ringan untuk mengendurkan otot-otot, atau pun dengan kata-kata: "relaks; tenang aja; take it easy; gak apa-apa kok".

2. Humor
Meskipun amarah merupakan suatu hal yang serius tetapi jika anda mau merenungkan atau mencermatinya secara mendalam maka tidak jarang di dalam kemarahan seringkali tersimpan hal-hal yang bisa membuat anda tertawa. Bahkan seringkali anda menemukan bahwa hal-hal yang menjadi penyebab kemarahan adalah suatu hal yang lucu dan sangat sepele. Namun demikian dalam penggunaan humor hendaklah perlu diperhatikan 2 hal: 1) jangan menggunakan humor hanya untuk mentertawakan masalah yang sedang anda hadapi tetapi gunakan humor sebagai suatu cara yang konstruktif untuk menyelesaikan masalah; 2) jangan menggunakan humor-humor yang bersifat kasar atau sarkastik sebab hal itu merupakan bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sehat.

3. Mengubah Cara Pandang
Individu yang sedang marah cenderung mengumpat, mengutuk, menyumpah dan mengucapkan berbagai macam kata-kata yang menggambarkan perasaan di dalam hatinya. Ketika sedang marah maka pikiran anda dan tindakan bisa menjadi berlebih-lebihan dan dramatis. Oleh karena itu cobalah mengubah pikiran-pikiran yang berlebih-lebihan tersebut dengan suatu yang rasional. Contoh: daripada anda mengatakan: "ah, ini sangat mengerikan, hancur semuanya, ini adalah mimpi buruk bagi saya", cobalah mengubahnya dengan : "ya memang hal ini membuat saya frustrasi, dan saya bisa memahami mengapa saya menjadi marah, tetapi ini bukanlah akhir dari segala-galanya bagi saya dan kemarahan tidak akan mengubah apa-apa".
Mengingat bahwa amarah seringkali berubah menjadi irasional maka untuk mengendalikannya dibutuhkan pemikiran yang logis. Semakin anda bisa berpikir logis (bisa mempertimbangkan akibatnya dan berpikir jauh ke depan, dsb) maka akan semakin mudah anda mengendalikan amarah dalam diri. Ingatkan diri anda bahwa apa yang sedang terjadi pasti tidak hanya dialami oleh anda seorang diri dan dunia tidak pernah berpaling dari anda. Apa yang sedang terjadi hanyalah merupakan suatu "tinta merah" dalam kehidupan anda. Ingat-ingat akan hal ini setiap kali anda merasa marah supaya anda bisa mendapat pandangan yang lebih seimbang. 

4. Selesaikan Masalah secara Tuntas
Mengingat bahwa kemarahan bisa dipicu oleh hal-hal yang datang dari dalam diri seperti adanya masalah yang belum terselesaikan, maka akan sangat baik jika anda menyelesaikan setiap masalah yang muncul sesegara mungkin dan tuntas. Meskipun dalam hidup mungkin ada masalah yang bisa terselesaikan tanpa campurtangan anda secara signifikan, namun alangkah baiknya jika anda membiasakan diri menyelesaikan setiap permasalahan yang berhubungan dengan diri anda. Dengan berkurangnya beban psikologis dalam diri anda maka kemungkinan menjadi marahpun akan berkurang. 

5. Melatih cara Berkomunikasi
Dalam banyak kasus orang menjadi marah karena kegagalan dalam berkomunikasi. Contoh: ketidaksiapan dalam menghadapi perbedaan pendapat, tidak bersedia menjadi pendengar atau pun selalu berusaha memaksakan kehendak pada orang lain. Hal-hal seperti inilah yang biasanya membuat orang yang marah cenderung mengambil kesimpulan secara cepat dan kesimpulan tersebut seringkali aneh dan tak terduga.
Meskipun setiap individu berhak untuk membela diri ketika dikritik atau diajak adu argumentasi, namun untuk itu diperlukan ketenangan dan sikap untuk tidak merespon secara terburu-buru. Ada baiknya anda mendengarkan secara cermat apa yang ingin disampaikan oleh orang lain, bahkan ketika orang tersebut mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan anda. Hal ini memang memerlukan kesabaran dan sikap rendah hati dari anda, tetapi dampaknya akan sangat bermanfaat sebab ketika tidak timbul amarah dalam diri anda maka situasi yang ada pasti dapat dikendalikan. Hasil positifnya anda menjadi lebih matang dalam berkomunikasi. 

6. Mengubah Lingkungan
Apa yang dimaksudkan dengan mengubah lingkungan dapat berupa penataan kembali tempat tinggal ataupun tempat kerja anda. Mengubah lingkungan dapat juga berarti merubah aturan main yang berlaku di lingkungan tersebut dan juga termasuk mengubah kebiasaan diri anda sendiri untuk menghindari lingkungan yang tidak menyenangkan atau keluar dari lingkungan tersebut untuk sementara waktu. Contoh: daripada anda menjadi marah-marah kepada rekan kerja karena jenuh dengan kondisi kerja yang ada, maka ada baiknya anda mengambil cuti kerja dan pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri. Dengan cara ini maka pikiran anda akan menjadi fresh kembali dan siap bekerja tanpa marah-marah. 

7. Melakukan Konseling
Mengingat bahwa setiap individu memiliki sumber daya yang berbeda dalam menghadapi suatu situasi yang penuh tekanan maka ketika anda merasa bahwa anda tidak lagi mampu mengendalikan amarah maka ada baiknya jika anda melakukan konseling dengan psikolog atau para profesional lainnya. Melalui bantuan para profesional ini anda mungkin akan diberikan bimbingan bagaimana cara-cara yang tepat dalam mengendalikan amarah agar tidak merusak aspek kehidupan yang lain. Tentu saja hasilnya tidak akan instant tetapi setidaknya hal itu akan membantu anda menjadi lebih baik.
Disamping hal-hal yang telah disebutkan diatas, mungkin masih banyak cara yang dapat dilakukan oleh anda untuk mengendali amarah di dalam diri. Salahsatu yang patut dicatat adalah dengan semakin mendekatkan diri pada TUHAN. Dengan kata lain ketika anda berada dalam situasi tidak menyenangkan dan anda ingat bahwa hal tersebut adalah dari TUHAN maka saya yakin anda pasti akan berpikir panjang untuk benar-benar menjadi marah. Akhir kata: anda tidak akan pernah bisa menghilangkan amarah tetapi anda bisa mengendalikannya. Hidup pasti akan selalu diwarnai oleh suka dan duka, frustrasi, kepahitan dan kehilangan, serta tindakan yang tak terduga dari orang lain atau lingkungan. Anda tidak bisa menghindari hal tersebut tetapi anda bisa mengubah cara bagaimana hal itu bisa mempengaruhi diri anda. Mengendalikan amarah akan membuat anda menjadi lebih tenang dan mampu menikmati hidup selamanya. Semoga berguna.....

Makalah Psikologi Sosial tentang "Kepemimpinan"



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Masalah kepemimpinan merupakan masalah yang telah tua (Friedler, 1967). Sejak manusia berkelompok di situ telah timbul masalah kepemimpina. Ini berarti bahwa kepemimpinan menyangkut kelompok, dan orang yang mengambil pimpinan dalam kelompok. Namun demikian kepemimpinan tidak hanya terlihat pada manusia, tetapi pada kalangan hewanpun tampak juga masalah kepemimpinan ini.
Pada dunia hewan pemimpin akan selalu berjalan di depan dan memberikan arah kepada yang dipimpinnya. Pada anak-anak akan terlihat siapa yang menonjol dalam perannya untuk mengatur teman-temannya, dan itulah pimpinannya. Pada gang di kalangan remaja, mereka juga mempunyai pemimpin sendiri dengan ciri-ciri tertentu. Pada dunia mahasiswa terdapat tokoh-tokoh mahasiswa yang dianggap sebagai pemimpin dengan ciri-ciri tertentu pula.

B.       Rumusan Masalah
Makalah ini memuat tentang definisi dari kepemimpinan, menjelaskan jenis-jenis kepemimpinan, fungsi kepemimpinan dalam kelompok, serta teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.
C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi sosial
2.      Menjelaskan kepada pembaca tentang definisi dari kepemimpinan
3.      Menjelaskan mengenai jenis-jenis kepemimpinan
4.      Menjelaskan tentang fungsi kepemimpinan dalam kelompok
5.      Menjelasakan beberapa teori-teori kepemimpinan dalam kelompok

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu:
1.      Agar pembaca dapat memahami pengertian kepemimpinan
2.      Supaya pembaca dapat memahami jenis-jenis kepemimpinan
3.      Supaya pembaca memahami fungsi kepemimpinan dalam kelompok
4.      Agar pembaca dapat mengetahui teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kepemimpinan

Suatu hal yang wajar adanya beberapa pendapat para ahli mengenai kepemimipinan ini. Hal tersebut antara lain disebabkan karena sudut pandang yang berbeda antara ahli satu dengan ahli satu dengan ahli yang lain. Kemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangala dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial. Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindaakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu badan, yang menyebabkan gerak dari masyarakat.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan yang tersimpul di dalam suatu jabatan, dan ada pula kepemimpinan karena pengakuan dari masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan. Suatu perbedaan yang mencolok antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi (informal leadership) adalah bahwa berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi, sehingga dengan demikian daya cakupnya agak terbatas juga. Kepemimpinan tidak resmi mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi, oleh karena kepemimpinan tersebut didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Ukuran benar tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut yang dianggap menguntungkan atau merugikan masyarakat. Walaupun seorang pemimpin yang resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan-peraturan resmi.
Ada beberapa defenisi tentang kepemimpinan yang satu sama lain dapat saling melengkapi.
1.      Menurut Boring, Langeveld, dan Weld:
Kepemimpinan adalah hubungan dan individu terhadap bentuk suatu kelompok dengan maksud untuk dapat menyelesaikan beberapa tujuan.
2.      Menurut George R. Terry:
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela bersedia menuju kenyataan tujuan bersama.

3.      Menurut H. Goidhamer dan E. A. Shils
Kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang lain yang dipimpinnya.
4.      Menurut  Ordeway Tead
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama menuju pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan.
5.      Menurut John Petivner
Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

Kepemimpinan ditandai leh ciri-ciri kepribadian dimana di dalam suatu situasi yang khusus mengambil peranan penting dalam usaha mencapai tujuan kelompok bersama-sama dengan anggota yang lain. Ciri-ciri ini secara fungsional berhubungan dengan pencapaian tujuan. Pemeliharaan serta memperkuat kelompok.
Dari beberapa perumusan yang berbeda-beda tersebut ternyata bahwa di dalam setiap masalah kepemimpinan akan terdapat adanya tiga unsur:
1.      Unsur Manusia
Yaitu manusia sebagai pemimpin ataupun sebagai mereka yang dipimpin. Bagaimana hubungan antara mereka itu didalam situasi kepemimpinan, bagaimana seorang pemimpin dan syarat-syarat kepemimpinan itu tanp melukan bagaimana seharusnya memperlakukan manusia itu sebagai manusia.
2.      Unsur sarana
Yaitu merupaka segala macam prinsip dan teknik kepemimpinan yang dipakai dalam pelaksanaanya. Termasuk bekal pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut masalah manusia itu sendiri dan kelompok manusia. Dasar ilmu pengetahuan yang digunakan seperti psikologi, sosiologi, menegemen dan lain sebagainya.
3.      Unsur tujuan
Yaitu merupakan sasaran akhir kearah mana kelompok manusia akan digerakkan untuk menuju maksud tujuan tertentu. Ketiga unsur tersebut dalam pelaksanaannya selalu ada dan terjalin erat satu sama lain. (Wiyono Hadikusumo, 1973). 



B.       JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN

Klasifikasi pemimpin berdasarkan pada cara atau pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin, yaitu:
1.      Kepemimpinan Otoriter
Pemimpin ini menentukan segala-galanya. Semua aktivitas kelompok dijalankan atas instruksi pemimpin. Pemimpin mengatur dan mendikte anggota. Anggota hanya sebagai pelaksana perintah pemimpin. Anggota tidak pernah diberitahu tentang rencana-rencana yang akan dilaksanakan oleh kelompok. Kedudukan pemimpin seolah-olah terpisah dari yang dipimpin. Sebab pemimpin berhubungan dengan anggota hanya pada saat memberikan instruksi atau perintah. Pemimpin tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Pemimpin otoriter menentukan kebijaksanaan kelompok, ia sendiri yang membuat sebagian besar perencanaan, ia sendirilah yang secara penuh menentukan kegiatan kelompok, mendikte kegiatan anggota serta pola antar hubungan anggota, membuat keputusan atas hadiah dan hukuman bagi anggota. Oleh karena itu nasib setiap individu di dalam kelompok berada di tangan pemimpin.
Ada berbagai cara untuk memperkuat dan melindungi status kepemimpinannya, antara lain dengan mencegah anggota dari keikutsertaan dalam pencapaian tujuan kelompok, mengontrol keterlibatan anggota menjadi tergantung, dan tujuan kelompok menjadi tidak jelas.
2.      Kepemimpinan Demokratis
Pemimpinan menempatkan anggota sebagai kawan dan bukan sebagai orang yang dipekerjakan. Tugas dan kewajiban dijalankan bersama-sama dengan pemimpin. Tanggung jawab dibagi-bagi di antara semua anggota. Apabila ada kesalahan anggota, diperingatkan dengan cara yang bijaksana.
Pemimpin demokratis berusaha menampilkan keterlibatan dan keikutsertaan yang maksimum dari setiap anggota dalam kegiatan kelompok dan dalam menentukan tujuan kelompok. Ia berusaha membagi tanggung jawab dengan anggotanya. Ia berusaha, mendorong dan memperkuat hubungan antara individu seluruh kelompok. Ia juga berusaha mengurangi ketegangan dan konflik dalam kelompok.
3.      Kepemimpinan Liberal
Pemimpin pasif, tidak berpatisipasi dengan kegiatan kelompo. Ia berada di luar kelompok, pemimpin tidak memimpin tetapi melepaskan anggota-anggotanya. Sir William Martin Conway mengadakan klasifikasi kepemimpinan berdasarkan atas peranan sosial yang dibawakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Crowd Compeller
Ialah macam kepemimpinan yang dilakukan oleh seseorang yang mendapat panggilan kewajiban untuk melaksanakannya.
b.      Crowd Representative
Kepemimpinan yang dilakukan bersifat sementara, yaitu selama masa pengangkatannya untuk menduduki jabatan sebagai ketua kelompok. Dan kelompok itulah yang memilih dia sebagai pemimpinnya.
c.       Crowd Exponent
Pemimpin semacam ini pada saatnya yang tepat dan diperlukan dapat menggerakkan massa sedemikian hebat dan mengarahkannya pada sasaran tujuan yang dimaksud pula. Karena pemimpin tersebut dapat menduga apa yang terasa dan yang menjadi keragu-raguan mereka, kemudian dapat menggerakkannya sesuai dengan harapan yang sesungguhnya diinginkannya.
4.      Perkembangan Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telak terbentuk atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentunya suatu kelompok sosial seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol dari lain-lainnya.
Munculnya seorang pemimpin merupaka hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat tersebut muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok-kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena seorang individu yang diharapkan akan menjadi pemimpin, ternyata tidak berhasil membuka jalan bagi kelompok yang bersangkutan untuk mencapai tujuannya dan bahwa kebutuhan-kebutuhan warganya tidak terpenuhi.
Sifat-sifat yang diisyaratkan bagi seorang pemimpin, tidaklah sama pada setiap masyarakat, walaupun tidak jarang ada persamaan-persamaan di sana sini. Di kalangan masyarakat Indonesia perihal sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin, antara lain dapat dijumpai dalam apa yang merupakan tradisonal Indonesia, misalnya dalam “Astra Brata”  yang merupakan kumpulan seloka dalam Ramayana, yang memuat ajaran Sri Rama kepada Bharata, yaitu adiknya dari lain ibu.
Menurut Asta Brata, pada diri seorang raja berkumpul sifat-sifat dari delapan Dewa yang masing-masing mempunyai kepribadian sendiri. Kedelapan sifat dan kepribadian itulah yang harus dijalankan oleh seseorang raja (pemimpim) yang baik. Asta Brata dalam kakawin Ramayana, terdiri dari sepuluh seloka, di mana seloka pertama dan kedua, pada pokoknya berisikan hal-hal sebagai berikut:
a.         Bahwa Astra Brata merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
b.         Asta Brata memberikan kepastian bahwa seorang pemimpin yang menjalankannya, akan mempunyai kekuasaan dan kewibawaan sehingga akan dapat menggerakan bawahannya. Keadaan demikian dapat menghindari terjadinya krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan akan terjadi oleh karena pemimpin tidak berani untuk mengambil keputusan untuk bertindak dan oleh karena dia tidak jujur.

C.      FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK
Fungsi kepemimpinan adalah banyak dan bervariasi, tergantung dari problem pokok yang akan dicapai oleh kelompok itu. Reven dan Rubin menyebutkan empat fungsi pemimpin yaitu:
1.    Membantu menetapkan tujuan kelompok
Pemimpin adalah pembuat policy (policy maker) membantu kelompok dalam menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai. Kemudian merumuskan rencana kerja guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sebagai pelaksana, pemimpin mengkoordinasi kegiatan-kegiatan semua anggota kelompok sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.    Memelihara kelompok
Selama perjalanan kegiatan kelompok, tidak dapat dielakkan terjadi ketidakcocokan di antara anggota yang sering diikuti dengan ketegangan dan permusuhan. Pemimpin diharapkan dapat meredakan ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum menjaga keharmonisan kelompok.
3.    Memberi simbol untuk identifikasi
Anggota kelompok suatu ketika memerlukan simbol dimana mereka dapat mengidentifikasi dirinya seperti misalnya bendera, slogan atau simbol-simbol yang lain, misalnya untuk gerak jalan dan sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadan juga sebagai simbol dan kelompoknya. Dengan mengidentifikasi dirinya  dengan pemimpinnya, diharapkan dapat dijaga kesatuan kelompok.
4.    Mewakili kelompok terhadap kelompok lain
Pemimpin mewakili kelompok dalam hubungannya dengaan kelompok atau orang lain, ia diharapkan dapat memecahkan problem dan ketegangan-ketegangan di antara kelompok dan membantu kerja kelompok dengan kelompok lain terhadap tujuan umum.

Knech, Crutchfield, dan Ballachey menyebutkan fungsi pemimpin lebih kompleks lagi. Fungsi itu adalah:
1.    Pemimpin adalah eksekutif
Peranan pemimpin yang nyata di dalam setiap kelompok adalah sebagai koordinator dan kegiatan kelompok. Dalam hal ini biasanya pemimpin tidak mengerjakan pekerjaan kelompok tetapi menugaskan kepada anggota kelompok yang lai, sedangkan pemimpin yang mengkoordinirnya.
2.    Pemimpin sebagai perencana
Pemimpinlah yang menentukan rencana bagi kelompoknya. Perencanaan ini adalah sebagai usaha mencapai tujuan kelompoknya.
3.    Pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan (policy-maker)
Salah satu fungsi yang paling penting dari pemimpin adalah menetapan tujuan kelompok dan kebijaksanaannya.
4.    Pemimpin sebagai orang yang ahli (expert)
Pemimpin kerapkali sebagai sumber informasi dan kecakapan (skill)
5.    Pemimpin sebagai wakil kelompok untuk hubungan keluar
Ia biasanya mewakili kelompoknya untuk berhubungan dengan luar. Ia membawa suara kelompoknya. Ia sebagai juru bicara (spokesmen) dari kelompoknya. Untuk itu ia harus dapat menafsirkan kebutuhan kelompoknya secara tepat.
6.    Pemimpin sebagai pengawas hubungan di dalam kelompok
Ia harus menjaga hubungan antara anggota di dalam kelompok itu sebaik-bainya.
7.    Pemimpin sebagai orang yang memberikan hadiah dan hukuman
Pemimpin yang menentukan tindakan-tindakan yang perlu memperoleh hadiah dan hukuman.
8.    Pemimpin sebagai wasit (pelerai) dan perentara
Dalam mengahadapi konflik-konflik di dalam kelompoknya pemimpin bertindak sebagai pelerai dan juga perantara, sehingga menghindarkan ketegangan-etegangan yang terjadi di dalamnya.
9.    Pemimpin sebagai contoh (teladan)
10.  Pemimpin sebagai simbol dan kelompok.
11.    Pemimpin sebagai pengganti tanggung jawab individual (perorangan)
From (1941) menyatakan dalam tulisannya tentang adanya kecenderungan untuk mendelegasikan atau mewakilkan tanggung jawabnya kepada pemimpinnya dalam beberapa hal.
12.    Pemimpin sebagai ideologis
Kadang-kadang pemimpin sebagai orang yang mencetuskan idiologi dari kelompoknya, ia harus menjaga sumber kepercayaan, nilai-nilai, serta norma daripada anggota kelompok.
13.    Pemimpin sebagai figur ayah
Dalam banyak hal pemimpin berfungsi sebagai ayah dari anggotaanya. Ia melindungi secara emosional bagi anggotanya, tempat memperoleh rasa aman dan sebagainya.
14.    Pemimpin sebagai tempat menumpahkan segala kesalahan (scapegoat)
Hal ini sesuai dengan fungsi bahwasanya pemimpin adalah penanggung jawab dari kelompoknya, sehingga kesalahan itupun, juga menjadi tanggung jawab pemimpin.

D.      TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK
Dalam kepemimpinan terdapat adanya beberapa teori. Bila dilihat dari teori kepribadian, seseorang pemimpi dilahirkan dengan sifat-sifat kepemimpinannya. Namun sebaliknya bila pandangan lebih menekankan kepada pengaruh lingkungan, maka pemimpin itu dibentuk oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan akan memberikan pengaruh sedemikian rupa hingga akan terbentuklah pemimpin itu.
Stogdill (1974) memberikan gambaran adanya berbagai-bagai macam pendapat atau teori mengenai pemimpin dan kepemimpinan ini. Teori-teori tersebut adalah:
1.      Greatman Theory
Sementara ahli kena pengaruh pandangan Galton mengenai latr belakang keturunan dari orang-orang besar (great man), dan mencoba menjelaskan masalah kepemimpinan dikaitkan dengan keturunan. Kelompo teori ini mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari para pemimpin yang berhasil. Sifat-sifat apa yang dimiliki oleh pemipin tersebut dan kemudian dikaitkan dengan latar belakang keturunan atau herediternya sebagai faktor pendukung. Kelompok ahli ini menjurus pada teori traits of leadership.
2.      Environmental Theory
Pandangan ini menempatkan faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin. Keadaan lingkungan menstimulasi seseorang melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi pada waktu itu, sehingga keadaan ini menimbulkan pemimpin tertentu. Pendapat atau teori ini tidak memperhatikan aspek-aspek predisposisi yang ada pada diri seseorang, sehingga pandangan ini menimbulkan pendapat bahwa pemimpin itu dibentuk oleh situasi atau keadaan pada waktu itu.
3.      Personal-situasion Theory
Westburg berpendapat bahwa dalam kepemimpinan mencakup baik sifat-sifat yang ada dalam diri individu (the affective, intelektual, and action traits of the individual) maupun kondisi dimana individu berada, atau lingungannya (the specific conditions under which the individual operates). Dengan demikian akan jelas bahwa teori atau pangangan ini melihat pemimpin merupakan hasil interaksi antara individu dengan kondisi atau situasi dimana individu berada.
4.      Interaction-expectation Theory
Teori ini lebih melihat pada interaksi antara pemimpin dengan kelmpok yang dipimpin. Teori ini lebih menitikberatkan dinamika interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin, dan melalui interaksi ini dapat dijaring keinginan-keinginan atau harapan-harapan yang dipimpinnya.
5.      Humanistic Theory
Pandangan atau teori ini lebih melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu atau kelompok yang dipimpinnya, untuk merealisasikan motivasinya agar dapat bersama-sama mencapai tujuannya. Oleh karena itu yang penting dalam teori ini ialah unsur organisasi yang baik, dan dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kelompok yang dipimpinnya.
6.      Exchange Theory
Dengan interaksi diharapkan adanya saling harga-menghargai antara pemimpin dengan yang dipimpin, sehingga pemimpin dengan yang dipimpin bersama-sama adanya kepuasan dalam mencpai harapan-harapannya, tujuan atas dasar kebersamaan.



BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Kemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Adapun jenis-jenis kepemimpinan yaitu: kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan liberal, serta perkembangan kepemimpinan.
Dan fungsi dari kepemimpinan dalam kelompok yaitu, membantu menetapkan tujuan kelompok, memelihara kelompok, memberi simbol untuk identifikasi, dan mewakili kelompok terhadap kelompok lain. Dan yang terakhir teori-teori kepemimpinan dalam kelompo antara lain: greatman theory, environmental theory, personal-situation thery, interaction-expectation theory, humanistic theory, dan exchange theory.
B.       Saran
Penulis mengaharapkan semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca terutama kita sebagai calon pendidik dan konselor dapat memahami mengenai pengertian kepemimpinan, jenis-jenis kepemimpinan, fungsi-fungsi kepemimpinan dalam kelmpok, serta teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.



DAFTAR PUSTAKA


Abu Ahmadi. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Bimo Walgito. (1999). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: CV Andi Offset.